Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut
disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya
virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk
memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur
hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel
yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage
digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri
dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering
diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel
inang. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV),
hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik
tembakau/TMV).
Etimologi
Kata
virus adalah kata bahasa Latin untuk racun dan substansi beracun
lainnya, yang pertama kali digunakan di Bahasa Inggris tahun 1392.[1]
Definisi "agen yang menyebabkan infeksi penyakit" pertama kali digunakan tahun 1728,[1] sebelum ditemukannya virus sendiri oleh Dmitry Iwanovsky tahun 1892.
Sejarah penemuan
Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron.
Virus
telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti
dengan adanya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan mengenai infeksi
virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir kuno (1400SM) yang
menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses
V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang
virus Smallpox.
Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup
terkenal adalah virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada tahun
1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa
beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap virus pox. Hal
tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi
manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian merupakan
pelopor penggunaan vaksin.
Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert
Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa mikroorganisme
merupakan penyebab penyakit. Pada saat itu juga terkenal Postulat Koch
yang sangat terkenal hingga saat ini yaitu :
Agen penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
Agen harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan secara in vitro
Ketika kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka ia bisa menimbulkan penyakit
Agen yang sama bisa di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut
Penelitian
mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman
tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang
ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika
tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah
tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah
tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan
oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat
dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia
menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring
bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu
menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit
tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan,
atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus
saringan.[2] Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah
Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam
getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena
kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali
ditransfer antartanaman.[2] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai
bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu
sejenis cairan hidup pembawa penyakit.[2]
Setelah itu, pada tahun
1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan
kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun
demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang
sangat kecil.[2]
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935,
setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil
mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal
sebagai virus mosaik tembakau.[3] Virus ini juga merupakan virus yang
pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939
oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[4]
Pada
tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan
sel tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga
akan terkena kanker.[5] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor
dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang
tidak dapat dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan
dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat
menyebabkan kanker.[5] Rous menyimpulkan kanker disebabkan karena sel
virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang
sehat.[5] Penemuan tersebut merupakan penemuan pertama virus onkogenik,
yaitu virus yang dapat menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous
dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).[5]
Pada tahun 1933, Shope
papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang
ditemukan oleh Dr Richard E Shope merupakan model kanker pertama pada
manusia yag disebabkan oleh virus.[6] Dr Shope melakukan percobaan
dengan mengambil filtrat dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada
kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci
tersebut.[6]
Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil
mengkristalkan virus pada tahun 1935.[7] Virus yang dikristalkan
merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV).[7] Stanley mengemukakan bahwa
virus akan dapat tetap aktif meskipun setelah kristalisasi.[7]
Martha
Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan
bakteriofage.[8] Bakterofage merupakan virus yang memiliki inang bakteri
sehingga hanya dapat bereplikasi di dalam sel bakteri.[8]
Struktur dan anatomi virus
Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.
Virus
adalah organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih
kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan
penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil
daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat
dengan mikroskop cahaya.[9]
Genom virus dapat berupa DNA ataupun
RNA.[10] Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai
tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.[10] Selain itu, asam
nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.[10]
Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan
beberapa ratus untuk yang terbesar.[10][9] Bahan genetik kebanyakan
virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan
adalah RNA yang beruntai tunggal.[10]
Bahan genetik virus
diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.[10] Protein yang menjadi
lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.[10] Bergantung pada tipe
virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau
bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan
oleh genom virus.[10] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang
disebut kapsomer.[9][10]
Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral berisi asam nukleat dan ekor untuk menginfeksi inang.
Untuk
virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein
nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus.[11] Misalnya, pada
virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA
membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.[11] Komposisi
kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid.[11] Pada
virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang
didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus
melekat pada selubung lipid tersebut.[11] Bagian-bagian ini berfungsi
dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.[11]
Virus cacar air memiliki selubung virus.
Kapsid
virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak
terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks.[12] Struktur
ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan
terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri
ikosahedral.[12] Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid
virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t
protein.[12] Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh
240 protein untuk membentuk kapsid.[12] Seperti virus bentuk heliks,
kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid,
namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam
penginfeksian sel.[12]
Beberapa jenis virus memiliki unsur
tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus pada hewan memiliki
selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[13] Selubung ini
mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung
protein dan glikoprotein yang berasal dari virus.[13] Selain protein
selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim
di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki
ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor
tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.[14]
Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat
transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung
jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[14]
Patogenesis Virus
Macam-macam infeksi virus
Virus
dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi
inangnya.[15] ada yang berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani
oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak terlalu
besar.[15]
Infeksi Akut
infeksi akut merupakan infeksi yang
berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat
fatal.[15] Akibat dari infeksi akut adalah :
* Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)[15]
* Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio[15]
* Berlanjut kepada infeksi kronis[15]
* Kematian[15]
Infeksi Kronis
Infeksi
kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada resiko
gejala penyakit muncul kembali.[15] Contoh dari infeksi kronis adalah :
* Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)[15]
* Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV [15]
* Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles[15]
* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV
* Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.[15]
Replikasi virus
Replikasi
virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus,
penetrasi, pelepasan mantel, replikasi genom dan ekspresi gen,
perakitan, pematangan, dan pelepasan.
Pelekatan Virus
Pelekatan
virus merupakan proses interaksi awal antara partikel virus dengan
molekul reseptor pada permukaan sel inang.[16] Pada tahap ini, terjadi
ikatan spesifik antara molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada
virus.[16] Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya untuk proses
pelekatan yaitu koreseptor.[16]
Molekul reseptor yang target
pada permukaan sel dapat berbentuk protein (biasanya glikoprotein) atau
residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.[16]
Beberapa
virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki lebih dari
satu reseptor sehingga mempunyai beberapa rute untuk berikatan dengan
sel.[16]
Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :
molekul immunoglobulin-like superfamily
reseptor terkait membran
saluran dan transporter transmembran[16]
Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :
Human Rhinovirus (HRV)
Human
Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion
molecule-1).[17] Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi
normalnya adalah untuk mengikatkan sel kepada substratnya.[17] struktur
ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga
digolongkan sebagai protein supefamily immunoglobulin[17]
Struktur
ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain untuk berikatan dengan Lfa-1
(Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus
(HRV), fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes).[17]
10
serotipe dari HRV menggunakan ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh serotipe
lainnya menggunakan protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.[17]
Poliovirus
mempunyai
reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari
molekul superfamily immunoglobulin.[18] Reseptor ini memiliki tiga
domain yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.[18]
Virus influenza
Virus
ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus
yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase.[19] HA akan berikatan
dengan reseptor virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil
neuraminic acid).[19]
virus ini berikatan dengan muatan negatif dari
moieties asam sialat yang ada pada rantai oligosakarida yang secara
kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan sel.[19]
adanya asam sialat pada hampir semua jenis sel menyebabkan virus influenza bisa berikatan dengan banyak tipe sel.[19]
Penetrasi
Penetrasi
terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada
reseptor di membran sel.[20] Proses ini memerlukan energi Tiga mekanisme
yang terlibat:
Translokasi partikel virus
Proses translokasi
relatif jarang terjadi di antara virus dan mekanisme belom sepenuhnya
dipahami benar, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus
kapsid dan reseptor membran spesifik.[21]
Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
proses
endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk
virus ke dalam sel.[22] Tidak diperlukan protein virus spesifik selain
yang telah digunakan untuk pengikatan reseptor.[22]
fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
Proses
fusi virus berenvelop dengan membran sel baik secara langsung maupun
dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.[22]
Diperlukan adanya protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya :
HA influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.[22]
Pelepasan Mantel
Tahap
ini terjadi setelah proses penetrasi dimana kapsid virus baik
seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel
inang.[20] Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk kompleks
nukleoprotein.[20] Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup
sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran
plasma.[20] untuk virus lainnya, tahap ini merupakan proses multistep
yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.[20]
Replikasi Genom dan Ekspresi Gen
7 Klasifikasi Baltimore.[23]
Strategi
replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami
dari virus tersebut.[24] Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok
seperti pengelompokan [[David Baltimore].[24] Proses ekspresi gen akan
menentukan semua proses infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau
laten).[24]
Kelas I : DNA Utas Ganda
Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler (Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)[24]
Replikasi
terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua
faktor-faktor yang penting untuk transkripsi dan replikasi dari
genomnya, dan kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari
inangnya[24].
Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di
dalam nukleus, melibatkan bentuk utas ganda intermediate sebagai cetakan
untuk sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)[24]
Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya
memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya
ditranskripsi secara terpisah untuk menghasilkan monosistronik mRNA
individual. contoh : Reoviridae[24]
Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus
dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA
yang ditranslasikan untuk membentuk suatu polyprotein yang dipecah
membentuk protein matang. Contoh : Picornaviridae[24]
Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
Genom
tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi adalah
transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA
polimerase untuk menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai
cetakan untuk replikasi genom.[24]
Genom bersegmen
(Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana
monosistronik mRNA untuk masing-masing gen virus dihasilkan oleh
transkriptase virus.[24]
Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom
Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai
secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template untuk reverse
transkriptase menjadi DNA.[24]
Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus
kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berbeda
dengan retrovirus, prosesnya terjadi di dalam partikel virus selama
maturasi (Hepadnaviridae).[24]
Perakitan
Perakitan
merupakan proses pengumpulan komponen-komponen virion pada bagian
khusus di dalam sel.[20] Selama proses ini, terjadi pembentukan struktur
partikel virus.[20] Proses ini tergantung kepada proses replikasi di
dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel.[20]
mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang berbeda-beda. Contoh :
proses perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di
sitoplasma, sementara itu proses perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan
Parvovirus terjadi di nukleus.[20]
Pematangan
Pematangan
merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat
infeksius.[20] pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel
virus yang kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid
untuk menghasilkan produk yang matang.[20] protease virus dan enzim
seluler lainnya biasanya terlibat dalam proses ini.[20]
Pelepasan
Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui dia mekanisme :
untuk
virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan proses yang
sederhana, dimana sel yang terinfeksi terbuka dan virus keluar.[20]
untuk
virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari
sel melewati membran , proses ini dikenal sebagai budding.[20]
Proses
pelepasan partikel virus kemungkinan bisa merusak sel(Paramyxovirus,
Rhabdovirus, dan Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak
merusak sel (Retrovirus).[20]
Klasifikasi virus
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.[25]
Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan
morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein
membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :[25]
Virus DNA
Virus RNA
Virus berselubung
Virus non-selubung
Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:[25]
Virus Enterik
Virus Respirasi
Arbovirus
Virus onkogenik
Hepatitis virus
Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus
di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya.
Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:[25]
Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
Contoh-contoh virus
[sunting]
Virus RNA
Virus
RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kelompok
yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas III, IV, V, dan VI.
Beberapa contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini
adalah Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan
Arbovirus.[26]
Retroviridae
Retroviridae
merupakan virus berbentuk ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA
berjumlah dua buah yang keduanya identik dan memiliki polaritas positif
yang nantinya akan diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik
yaitu reverse traskriptase yang berguna untuk mengubah RNA menjadi
DNA.[26][27]DNA yang dihasilkan nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA
sel inang sebagai provirus.[26] Virus ini termasuk ke dalam virus yang
ganas, dapat menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga
tumor.[26] Sifatnya yang ganas tersebut disebabkan salah satunya karena
virus ini mudah mengalami mutasi.[26]
Salah satu genus dari famili ini yang paling terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.[26]
Picornaviridae
Picornaviridae
merupakan berukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan
polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi
Baltimore.[28] Virus dalam famili ini mampu menyebabkan banyak penyakit
pada manusia, di antaranya adalah penyakit polio yang disebabkan oleh
Poliovirus dan flu ringan yang disebabkan oleh Rhinovirus.[28]
Orthomixoviridae
Orthomoxoviridae
merupakan virus yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA
bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V
dalam klasifikasi Baltimore.[29] Ciri khan dari virus ini adalah virus
ini memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu
Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).[29] Hemmaglutinin merupakan
bagian virus yang menempel pada sel target oleh sebab itu antibodi
terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari infeksi virus.[29]
Neuraminidase berperan untuk melepaskan virion dari sel oleh sebab itu
antibodi terhadap NA dapat menekan tingkat keparahan infeksi virus.[29]
Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :
Influenza tipe A
Influenza
tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies baik manusia,
burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia
air(anjing laut dan paus).[29] Virus influenza tipe A dapat mengalami
antigenic drift dan antigenic shift. [29]
Antigenic drift adalah
terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal
tersebut menyebabkan antibodi yang ada tidak dapat mengenalinya lagi.
Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman.[29]
Antigenic
shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang disebabkan
karena penggabunggan genetik antara manusia dengan virus hewan atau
dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak ada
atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik dapat
terjadi.[29]
Influenza tipe B
Influenza tipe C
Tick-Borne Influenza
virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.[29]
Arboviruses
Arbovirus
merupakan singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang
berasal dari kelompok Arthropoda.[30] Arbovirus dibagi menjadi empat
famili yaitu :
Togaviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.[30]
Flaviviridae
contoh
virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan
Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[30]
Bunyaviridae
contoh
virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis
virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.[30]
Reoviridae
contoh
virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan
Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada
anak-anak.[30]
[sunting]
Virus DNA
Virus DNA merupakan
virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kelompok yang tergolong
dalam kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh
familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Herpesviridae,
Parvoviridae, dan Poxviridae.[31]
Herpesviridae
Herpesviridae
merupakan kelompok virus berukuran besar dengan materi genetik DNA utas
ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi
baltimore. Virus dalam kelompok ini dapat menyebabkan penyakit ganas dan
juga dapat menyebabkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.[31]
Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :
Alpha Herpesvirus
Virus
yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya menyebabkan
penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga.[31] infeksi
virus ini bersifat laten persisten disebabkan karena kemampuan genom
virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang.[31] jika kondisi inang
sedang lemah, maka ada kemungkinan penyakit dapat muncul kembali pada
tempat yang sama.[31]
contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.[31]
Beta Herpesvirus
Virus
yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya menyebabkan
penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[31]
virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal
(penyakit kongenital).[31]
contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.[31]
Gamma Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatif jinak dan ganas.[31]
contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.[31]
Parvoviridae
Parvoviridae
merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif
sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore.[32] Virus
ini tidak memiliki selubung virus dan merupakan virus manusia yang
berukuran paling kecil.[32] Virus merupakan virus yang tidak sempurna
sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering disebut
Adeno-Associated Virus(AAV).[32] Salah satu contoh kelompok ini adalah
virus B-19 yang dapat menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.[32]
Poxviridae
Poxviridae
merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus
ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.[33] Ciri khas
dari virus ini adalah virus ini memiliki morfologi besar dan
kompleks.[33] Virus yang terkenal dalam kelompok ini adalah
Smallpox.[33] Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang
sangat besar diseluruh dunia.[33] sekarang virus Smallpox sudah
dimusnahkan.[33]
[sunting]
Peranan Virus dalam Kehidupan
Beberapa
virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.[15]
Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam
virus diubah menjadi gen baik (penyembuh).[15] Baru-baru ini David
Sanders, seorang profesor biologi pada Purdue's School of Science telah
menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan.[15] Dalam
temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember
2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit
(paru-paru).[15] Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan
terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.[15]
Virus sangat
dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan
tumbuhan.[15] Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap
virus.[15] Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari
inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan,
virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan
virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada
penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu
penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita
penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang
sel darah putih.[15] Tabel berikut ini memuat beberapa macam penyakit
yang disebabkan oleh virus.[15]
Selain manusia, virus juga
menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan.[15] Tidak sedikit pula
kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit
atau hasil panennya yang berkurang.[15]
Penyakit hewan akibat virus
Penyakit
tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama
ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).[15] Penyakit
kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan
kerbau.[15] Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).[15]
Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing,
dan monyet, disebabkan oleh virus rabies.[15]
Penyakit tumbuhan akibat virus
Penyakit
mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau.[2]
Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni
jenis penyakit yang menyerang tanaman padi.[2] Penyebabnya adalah virus
Tungro.[2] Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya
adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).[2]
Penyakit manusia akibat virus
Contoh
paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah pilek (yang
bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar,
AIDS (yang disebabkan virus HIV), dan demam herpes (yang disebabkan
virus herpes simpleks).[34] Kanker leher rahim juga diduga disebabkan
sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil),
yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan
hubungan antara kanker dan agen-agen infektan.[34] Juga ada beberapa
kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai
penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada
penyakit psikiatris pada manusia.[34]
Potensi virus untuk
menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus
sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan
ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.[34]
Kekhawatiran
juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang
telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu
menyebabkan kepunahan suatu bangsa.[34] Beberapa suku bangsa Indian
telah punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh
kolonis Eropa.[34] Meskipun sebenarnya diragukan dalam jumlah pastinya,
diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar.[34] Penyakit ini
secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru
Amerika.[34]
Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya
adalah filovirus.[34] Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali
ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.[34] Filovirus adalah
virus berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak
seperti sepiring mi.[34] Pada April 2005, virus Marburg menarik
perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober
2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam
kehidupan manusia.[34]
Diagnosis di laboratorium
Deteksi,
isolasi, hingga analisis suatu virus biasanya melewati proses yang
sulit dan mahal.[35] Karena itu, penelitian penyakit akibat virus
membutuhkan fasilitas besar dan mahal, termasuk juga peralatan yang
mahal dan tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya teknisi, ahli
biologi molekular, dan ahli virus.[35] Biasanya proses ini dilakukan
oleh lembaga kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa
lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).[35]
Pencegahan dan pengobatan
Karena
biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus
sangat sulit untuk dibunuh.[36] Metode pengobatan sejauh ini yang
dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan
alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi
gejala akibat infeksi virus.[36]
Penyembuhan penyakit akibat
infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan
antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
virus.[36] Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri
terhadap antibiotik.[36] Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri
atau virus.[36
Virus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar