Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon
Tampilkan postingan dengan label PENJASKES XI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PENJASKES XI. Tampilkan semua postingan

Makna warna sabuk karate

Makna warna sabuk karate (penjas XI)

Makna warna sabuk karate


Karate olahraga beladiri yang mempunyai ciri khas yang dapat dibedakan dari jenis olahraga beladiri lainnya seperti Silat, Judo, Kung Fu, Kempo dan beladiri lainnya. Perbedaan ini dapat dilihat baik secara filosofi, tehnik gerakan maupun atribut yang digunakan selama menjalani proses latihan, pertandingan serta pada saat pelaksanaan ujian kenaikan sabuk/ tingkat. Salah satu perbedaan di dalam penggunaan atribut yakni peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan, seperti baju dan sabuk. Namun demikian antara beladiri Karate dan Judo memiliki kesamaan di dalam menentukan sistem peringkat, yaitu dengan membedakan berdasarkan warna sabuk. Sebagaimana yang diakui oleh Master Gichin Funakoshi bahwa Karate didalam menggunakan system pemeringkat mengadopsi/meniru sistem yang dipergunakan didalam beladiri Judo.
Dalam beladiri Karate warna sabuk (obi) dipergunakan untuk membedakan antara satu karateka dengan karateka lainnya. Sabuk yang dipergunakan oleh karateka pemula saat mulai berlatih Karate dimulai dari sabuk putih. Secara filosofis, perbedaan sabuk Karate ini untuk menunjukkan bahwa karateka harus menjunjung tinggi sikap saling menghomati satu sama lainnya. Karateka yang baru belajar atau pemula harus menghormati karateka yang sudah lebih tinggi sabuk yang diraihnya, meski secara umur lebih muda. Namun demikian karateka yang sudah meraih sabuk lebih tinggi dari yang lainnya, wajib untuk menghargai dan menghormati pula karateka yang baru belajar. Sikap ini sejalan dengan prinsip Karate yang dijelaskan oleh Gichin Funakoshi bahwa Karate diawali dan diakhiri oleh sikap menghormati dan saling menghargai.
Obi sebagai sistem pemeringkat menggunakan ukuran kyu (kadang berbeda antara satu perguruan dengan perguruan lainnya) yang merupakan bentuk representasi dari Karate dalam menunjukkan bahwa karateka harus berproses dalam semua tujuan yang diinginkan. Untuk menjadi sekedar sabuk hitam, harus mulai belajar dasar. Untuk mengejar nilai kebaikan melalui perolehan sabuk hitam, harus belajar dari dasar. Kecuali untuk tokoh yang memberikan kontribusi dan dukungan nyata terhadap Karate mereka bisa mendapat penghargaan sabuk hitam kehormatan. Dengan demikian, perbedaan sabuk ini selain sebagai pelajaran bagi karateka untuk terus belajar dan berproses dalam meraih tujuan, juga saling menghormati dan menghargai sesama karateka adalah kemutlakan untuk dijalani.
Sabuk Karate sendiri terdiri dari 6 warna sabuk yang diawali dari sabuk putihdan yang tinggi sabuk hitam. Arti dari warna sabuk tersebut yakni :
SABUK PUTIH: melambangkan kemurnian dan kesucian. Kemurnian dan kesucian ini merupakan kondisi dasar dari pemula untuk menerima dan mengolah hasil latihan dari guru masing-masing. Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini tergantung dari apa yang diberikan oleh
senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi atau nilai Karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing individu.
SABUK KUNING: melambangkan warna matahari yang diibaratkan bahwa karateka telah melihat “hari baru” dimana dia telah mampu memahami semangat Karate, berkembang dalam karakter kepribadiannya dan juga teknik yang telah dipelajari. Sabuk kuning juga merupakan tahapan
terakhir dari seorang “raw beginner” dan biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada juga yg mulai turun di suatu turnamen.
SABUK HIJAU: Sabuk ini merepresentasikan warna rumput dan pepohonan. Pemegang sabuk hijau ini sudah harus mampu memahami dan menggali lebih dalam lagi segala sesuatu yang berkaitan dengan karate seiring dengan bertumbuhnya semangat dan teknik gerakan yang sudah
dikuasainya. Sifat dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
SABUK BIRU: Warna sabuk ini melambangkan samudera dan langit. Artinya karateka harus mempunyai semangat luas seperti angkasa dan sedalam samudera. Karateka harus sudah mampu memulai berani untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan semangat
tinggi dan berfikir bahwa proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.
SABUK COKLAT: Warna sabuk ini dilambangkan dengan tanah. Sifat warna ini adalah stabilitas dan bobot. Artinya seorang karateka pemegang sabuk coklat mulai dari tingkatan kyu 2 sampai 1 harus bisa memberikan kestabilan sikap, kemampuan yang lebih dari pemegang sabuk di
bawahnya, dan juga sikap melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.
SABUK HITAM : Warna hitam sendiri melambangkan keteguhan dan sikap kepercayaan diri yang didasari pada nilai kebaikan universal. Warna sabuk ini menjadi idaman bagi setiap karateka untuk mendapatkannya. Namun, di balik semua prestise sabuk hitam terdapat tanggung jawab besar
dari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin Funakohsi).
Sebagian perguruan Karate di Indonesia, menggunakan sistem peringkat selain sabuk yakni kyu, ada beberapa perbedaan ketika sabuk biru (kyu 4) mengikuti ujian kenaikan sabuk coklat. Ada yang turun kyu dari kyu 4 menjadi kyu 3,5. Di perguruan lain ada yang langsung dari kyu 4 menjadi kyu 3. Dengan demikian, bagi sebagian perguruan Karate di Indonesia ada yang menerapkan ujian kenaikan sabuk coklat sebanyak 4 kali (2 tahun atau 4 semester) sampai mendapat kyu 1. Namun bagi sebagian yang lain, bisa hanya sampai 1,5 tahun atau 3 semester. Maka warna sabuk dalam Karate selain sebagai pembeda antara karateka yang baru belajar/pemula dengan yang sudah lama menekuni Karate, sabuk dipergunakan lebih luas dari itu yakni sebagai proses pendorong bagi karateka untuk terus giat belajar dan berlatih. Selain itu juga, bagaimana perbedaan sabuk ini justru menjadi dorongan bagi semua karateka untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

teknik bermain volly

teknik bermain volly (penjas XI)

.a. MEMPELAJARI & MENGANALISA TEKNIK LAWAN
1. ATTACK/SERANGAN
Kebiasaan dari Spiker Lawan, siapa yang harus diperhatikan (Safe attackernya)
  • Pola dari serangan lawan.
  • Perhatikan ‘faint ball’, apakah attacker lawan mempergunakan faint ball atau tidak.
  • Apakah regu lawan mempergunakan ‘Strong Spike, Weak Spike atau Rebound Spike’.
2. SERVICE
Jenis dari Service lawan
  • Apakah lawan bisa mengendalikan service
  • Kemampuan untuk mengetahui corak service dari pemain cadangan lawan.
3. RECEIVE
Bagaimana formasi dari receive attack regu lawan
  • Perhatikan daerah yang kosong
  • Menentukan pemain mana yang lemah dari lawan
  • Bagaimana formasi dari service regu lawan (small)
  • Service mana yang paling effektif terhadap lawan (lancip)
  • Tempat yang lemah dari formasi service receive (tumpul)
  • Bagaimana pergerakan dari tosser lawan
  • Kemampuan pergerakan dari pada pemain lawan
4. BENDUNGAN/BLOCKING
Berapa Block yang bisa dilakukan oleh lawan
  • Perhatikan formasi yang terlemah/terkuat/tinggi/rendah dari blocking yang dilakukan oleh lawan
  • Catatan terperinci untuk melihat kekuatan pemain lawan dalam melakukan blocking
  • Jenis blocking lawan, apakah menekan atau mendorong. Bila blocking lawan menekan, cover regu kita harus dekat, tetapi bila mendorong, cover regu kita harus jauh
5. C O V E R
Formasi cover dari regu lawan, dekat, jauh atau sama sekali tidak ada cover
  • Pergerakkan tosser, jauh atau dekat dari block dan amati kelemahan gerak dari tosser tersebut, karena biasanya tosser merupakan cover utama karena kemudahan geraknya
6. KEMAMPUAN TOSSER
Perhatikan kestabilan dari tosser lawan
  • Amati kemampuan dari tosser, apakah bisa memberikan variasi toss atau tidak
  • Perhatikan pula tinggi atau rendah bola yang di toss
B. MEMPELAJARI & MENGANALISA KONDISI LAWAN
1. KEMAMPUAN & KONDISI FISIK LAWAN
Perhatikan tinggi badan dari tosser lawan
  • Daya lompat dan kecepatan lompat dari setiap pemain lawan
  • Stamina pihak lawan
  • Kondisi perorangan maupun beregu
  • Apakah kondisi fisik mereka melebihi pemain regu kita
2. KEMAMPUAN MENTAL LAWAN
Bagaimana Start suatu pertandingan : baik atau tidak
  • Amati sebab² regu lawan mendapat point
  • Apakah Safe Attacker lawan mempunyai mental yang kuat
  • Dalam keadaan bagaimana coach lawan minta time out
  • Taktik apa yang dipergunakan itu, kebiasaan² dari taktik pihak lawan, bagaimana cara pergantiannya
TAKTIK & KONDISI REGU KITA
1. ASPEK TEKNIK
Pematangan dari pada Formasi Menyerang maupun Bertahan
  • Pematangan Teknik² tertentu
  • Melenyapkan kelemahan² regu dan mempersiapkan pemain untuk menjalankan fungsi sebenarnya
2. ASPEK FISIK
  • Menyembuhkan/melenyapkan keadaan lelah dari pemain, sehingga selalu berada dalam kondisi top performance
  • Membuat regu dalam kondisi yang baik ketika menghadapi pertandingan
  • Menghindarkan pemain dari cedera
  • Memberikan variasi latihan yang tidak membosankan
  • Berikan istirahat aktif saat 3 hari sebelum bertanding
3. ASPEK MENTAL
Memupuk kepercayaan pada diri sendiri, untuk setiap pemain
  • Memberikan dorongan sehingga akan menyadarkan pada kemampuan dari masing² pemain
  • Mengurangi ketegangan sebelum pertandingan dan membangkitkan semangat regu
  • Memberi nasehat bagi pemain yang gugup
  • Relaksasi , rekreasi
4. MELAKUKAN TIME OUT
Bila kehilangan 3 angka berturut²
  • Bila regu kita dalam keadaan kacau/bingung
  • Serangan kombinasi regu kita, dimana safe attacker tidak pada tempatnya
  • Apabila terjadi perubahan pada taktik lawan
  • Bila ingin menggunakan salah satu taktik guna memenangkan game yang sedang berlangsung
  • Bila ingin melakukan pukulan secara psychologis terhadap kubu lawan
  • Bila ingin menginstruksikan cara untuk menghadapi lawan
  • Bila pemain kita dalam kondisi lemah dan tidak mempunyai rasa percaya diri serta dalam kondisi tertekan
5. MEMPERGUNAKAN TIME OUT YANG BAIK
Perlihatkan wajah yang tenang pada saat time out, boleh melakukan tindakan yang keras, humor atau nasehat² yang bermanfaat untuk semua pemain
  • Menenangkan pemain yang terlihat panik
  • Menginstruksikan Counter Attack
  • Menginstruksikan segi² teknik dalam permainan
  • Usahakan untuk meningkatkan konsentrasi permainan beregu
6. PERGANTIAN PEMAIN
Mengistirahatkan pemain inti yang bermain dibawah kemampuannya, serta memberikan teguran pada pemain inti tersebut
  • Penggantian pemain dengan pemain yang mempunyai teknik khusus, mis. Pemain dengan pukulan Strong Spike ditukar dengan pemain yang mempunyai keahlian Faint Ball, atau sebaliknya tergantung dari tipe regu lawan
  • Memberikan pengalaman kepada pemain cadangan
  • Untuk mendapatkan angka dari service, lakukan penggantian server dengan pemain cadangan yang mempunyai kemampuan service yang baik
7. MEMPERGUNAKAN WAKTU ANTAR SET
Berikan petunjuk tentang kelemahan pada game yang lalu serta diskusikan dengan pemain, selama istirahat antar set
  • Merubah formasi atau pola permainan apabila diperlukan
  • Membangun semangat apabila :
    • Game sebelumnya kalah : lebih hati², jangan pesimis
    • Game sebelumnya menang : lebih konsentrasi, jangan anggap remeh
8. PERTEMUAN SESUDAH PERTANDINGAN
Memberikan petunjuk baik individu maupun tim
  • Walaupun menang atau kalah diskusi harus tetap dilakukan
  • Tanyakan berapa banyak kemampuan yang telah dikeluarkannya dalam pertandingan yang telah berlalu, bila dalam latihan kemampuan atlit harus dikeluarkan 100%, maka dalam pertandingan seorang pemain mengeluarkan kemampuan 70% – 80% sudah baik, tetapi bila dibawah 70% pemain tersebut harus diberi teguran
MEMPERGUNAKAN WAKTU 3 – 5 MENIT SEBELUM PERTANDINGAN
Telitilah keadaan lapangan dan pantulan net
  • Perhatikan batas² dari lapangan serta ketinggian net
  • Bangkitkan rasa percaya diri kepada pemain terutama safe attackernya
  • Pemain² inti harus lebih diutamakan dalam penguasaan spike
  • Berikan kesempatan untuk service kepada pemain, agar pemain lebih tenang
  • Membangun semangat regu dengan melakukan latihan receive dan toss exercise
  • Mengulangi tiap item dari teknik yang akan dipergunakan dengan jalan menanyakannya kepada para pemain inti

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

lari estafet

lari estafet (penjas XI)

Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya.
Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter=400 meter dan nomor 4 x 400 meter=1600 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan kemahiran dalam menerima tongkat dengan cepat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
1.PENGERTIAN
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
2.TEKNIK
A. Latihan Teknik Lari Sambung No Latihan Teknik Penerimaan Tongkat 1.) Dengan cara melihat (visual) Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. 2.) Dengan cara tidak melihat (non visual) Pelari yang menerima tongkat berlari sambil mengulurkan tangan kebelakang. Selanjutnya pelari sebelumnya menaruh tongkat ke tangan si pelari setelahnya.
B. Latihan Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat 1.) Dari Bawah Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kanan maka penerima menggunakan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah. Sementara tangan penerima telah siap di belakang dengan telapak tangan menghadap bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya dirapatkan. Tangan penerima berada di bawah pinggang. 2.) Dari atas Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kiri maka penerima juga menggunakan tangan kiri.
Daerah Pergantian Tongkat No Cara Menempatkan Antara Pelari-Pelari 1.) Pelari ke 1 Di daerah start pertama dengan lintasan di tikungan 2.) Pelari ke 2 Di daerah start kedua dengan lintasan lurus 3.) Pelari ke 3 Di daerah start ketiga dengan lintasan tikungan 4.) Pelari ke 4 Di daerah start keempat dengan lintasan lurus dan berakhir di garis finish
C. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet 1.) Pemberian tongkat sebaiknya bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima/memegang tongkat pada tangan kiri. 2.) Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing- masing pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam lingkungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik. a.)Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat seperti pada waktu latihan. b.)Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.
D. Peraturan Perlombaan 1.) Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, lebar 1,2 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambabh 10 meter pra-zona. Pra-zona adalah suatu daerah dimana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi disini tidak terjadi penggantian tongkat. 2.) Lari Estafet(Lari Beranting) Lari Estafet atau sering disebut dengan lari beranting merupakan salah satu dari cabang atletik.Lari Estafet hanya membutuhkan empat (4) orang pemain untuk melakukan olahraga tersebut. Jarak Tempuh Lari estafet : 4×400 M (Putra/Putri) Dan 4×100 M Start yang sering digunakan dalam Lari Estafet: Start Jongkok sering digunakan pada pelari pertama / (1), Sedangkan Start Berlari sering digunakan pada pelari ke-Dua,ke-Tiga,dan ke-Empat / (2,3,4) Ada beberapa cara menerima tongkat Estafet: 1. Visual : Dengan menoleh atau melihat ke belakang dan ini hanya di gunakan untuk lari Estafet yang berjarak 4×400 meter.
2. Non Visual : Cara ini digunakan dengan tidak menoleh ataupun melihat ke belakang,karena jarak yang digunakan terlalu pendek yaitu 4×100 meter. Ada ketentuan atau peraturan yang da di olahraga Lari Estafet ini: 1.)Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×400 meter dengan resiko team tersebut bisa kalah dalam lomba tersebut. 2.)Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×100 meter dengan resiko team tersebut dapat langsung di diskualifikasi dalam pertandingan olahraga tersebut. Ada juga cara yang baik dalam menerima togkat estafet agar tidak terjatuh yaitu : 1.)Sebagai pemain yang ingin memberi tongkat tersebut harus menggunakan tangan kiri,sedangkan pemain yang menerima tongkat tersebut harus menggunakan tangan kanan,Itulah beberapa cara yang digunakan untuk memberi dan menerima tongkat estafet yang benar dan baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS